SUMSELDAILY.CO.ID, LAHAT – Sebagai inovasi memperkuat praktik pertanian berkelanjutan di Kabupaten Lahat, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Fuel Terminal (FT) Lahat berkolaborasi dengan Kelompok Tani Kite dalam memanfaatkan limbah biji kopi menjadi pupuk organik berkualitas tinggi. Inisiatif membantu mengelola limbah secara bertanggung jawab, dan memanfaatkan sumber daya lokal untuk meningkatkan produktivitas pertanian kopi di wilayah tersebut.
Inovasi ini berpotensi memberikan dampak yang luas, mulai dari pengurangan limbah kopi yang menumpuk di lingkungan, hingga menciptakan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan meningkatkan kualitas dan hasil panen kopi, para petani mendapatkan keuntungan ekonomi yang lebih besar, memperkuat ekonomi lokal. Selain itu, penggunaan pupuk organik dari limbah ini mendukung regenerasi tanah secara alami, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan menjaga kesehatan ekosistem setempat.
Ketua Kelompok Tani Kite, Abi, menyampaikan apresiasi kepada pertamina atas dukungan dalam pemanfaatan pupuk kompos dari limbah biji kopi, sehingga memberikan sejumlah manfaat yang signifikan bagi tanaman kopi dan lingkungan sekitar.
“Pupuk kompos dari limbah kopi ini telah memberikan dampak positif bagi produksi kopi kami. Selain meningkatkan produktivitas, kami merasa bangga karena ikut serta dalam pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, serta turut menjaga keberlanjutan lingkungan dan kualitas kopi sebagai komoditas unggulan Kabupaten Lahat. Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut dan semakin berkembang,” ungkap Abi.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, menegaskan inisiatif ini merupakan wujud nyata komitmen Pertamina dalam memperkuat ketahanan ekonomi lokal melalui pemberdayaan sektor pertanian. Harapannya, inovasi ini dapat menginspirasi pihak-pihak lain untuk turut serta mengelola limbah secara bertanggung jawab dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat.
“Kami percaya bahwa kolaborasi semacam ini dapat menjadi contoh nyata dalam mewujudkan pertanian yang berdaya saing tinggi dan selaras dengan pelestarian lingkungan. Melalui kolaborasi ini, akan terus dilakukan penelitian dan pengembangan guna meningkatkan kualitas pupuk kompos serta memperluas jangkauan manfaatnya. Program sejalan dengan upaya mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya indikator ke-8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta indikator ke-12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab,” tutup Nikho.(*)