Mimpi yang Menyala di Lahan Tambang

  • Bagikan
ilustrasi 9rop)

PTBA Mengubah Hidup Lewat Pendidikan dan Energi Bersih

SUMSELDAILY.CO.ID, Muara Enim – Di sebuah rumah panggung sederhana di Tanjung Enim, Rizky Pratama (18) menatap layar laptop barunya. Cahaya putih layar memantul di matanya yang berbinar. Jemarinya tampak ragu menyentuh keyboard, seolah tak percaya bahwa alat ini kini miliknya.

“Saya tidak pernah membayangkan bisa kuliah,” ucapnya pelan, nyaris berbisik.

Ayahnya seorang buruh kebun karet dengan penghasilan tak menentu. Ibunya bekerja serabutan, kadang mencuci pakaian tetangga, kadang menjual kue di pasar. Di rumah yang dindingnya masih berlapis papan, kuliah hanyalah mimpi yang terasa terlalu mahal untuk digapai. Hingga sebuah amplop putih berlogo PT Bukit Asam Tbk (PTBA) datang ke tangannya.

Amplop itu berisi surat penerimaan Beasiswa Ikatan Dinas Bukit Asam (BIDIKSIBA)—sebuah program CSR PTBA yang membuka jalan pendidikan bagi anak-anak pra-sejahtera di wilayah tambang.

“Dengan BIDIKSIBA, saya bisa belajar di perguruan tinggi, punya bekal masa depan, dan semoga bisa kembali mengabdi di PTBA,” kata Rizky, kini mahasiswa politeknik ternama di Palembang.

Seberapa Besar Bantuan Beasiswa Ini?

BIDIKSIBA bukan sekadar menanggung biaya kuliah. Ini adalah paket lengkap untuk menghapus kesenjangan dan membangun masa depan:

  • Biaya kuliah: Rp5–8 juta per semester × 8 semester = Rp40–64 juta
  • Biaya hidup: Rp1,5–2 juta per bulan × 48 bulan = Rp72–96 juta
  • Pelatihan dan pembinaan: Rp5–10 juta per mahasiswa

Total per mahasiswa: ±Rp117 juta, bahkan bisa mencapai Rp170 juta untuk jurusan tertentu.

Jika setiap tahun ada 100 mahasiswa BIDIKSIBA, maka nilai totalnya sekitar Rp11,7 miliar—lebih dari separuh alokasi TJSL PTBA tahun 2024.

“Kami percaya pendidikan adalah kunci memutus rantai kemiskinan. BIDIKSIBA adalah investasi sosial jangka panjang untuk mencetak generasi unggul dari daerah tambang,” ujar Venpri Sagara, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA.

Baca Juga :   OKUS dan Lahat Jadi Perhatian Rawan Karhutla

Sinar Matahari di Tengah Sawah

Sekitar 30 kilometer dari rumah Rizky, di Desa Darmo, Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim, hamparan sawah membentang sejauh mata memandang. Saat siang terik, permukaan air di pematang memantulkan cahaya yang sama cerahnya dengan deretan panel surya yang berdiri tegak di tepi sawah.

Panel-panel itu bukan sekadar pemandangan baru; mereka adalah denyut kehidupan bagi para petani. Sutarman (47), petani padi yang sawahnya mengandalkan pompa air, tersenyum lebar saat air mengalir deras ke petaknya.

“Dulu kami harus keluar uang ratusan ribu setiap minggu buat beli solar. Kadang pompa mogok, panen pun gagal. Sekarang air mengalir pakai tenaga matahari. Hemat biaya, hasil panen juga lebih bagus,” ujarnya sambil mengusap peluh yang mengalir di pelipis.

Program Irigasi PLTS PTBA telah mengairi 959 hektare sawah dan memberi manfaat langsung kepada 1.338 petani. Bagi mereka, ini bukan sekadar efisiensi biaya, tapi kepastian hidup di musim kemarau panjang.

“Kami ingin program TJSL memberi dampak nyata. PLTS pertanian ini menjawab dua hal sekaligus: meningkatkan produktivitas petani dan mendukung energi ramah lingkungan,” kata Venpri.

Lebih Dari CSR: Komitmen yang Tumbuh Bersama Alam

PTBA tidak hanya berbicara soal batubara. Mereka membuktikan bahwa keberlanjutan bisa dimulai dari tanah yang pernah gersang. Tahun 2024, PTBA merehabilitasi 2.457 hektare lahan pascatambang dan menanam 190.813 pohon. Di sisi lain, lebih dari 5.569 warga mendapatkan layanan kesehatan gratis melalui kerja sama dengan RS Bukit Asam Medika.

Semua ini adalah pesan kuat: bisnis bisa tumbuh seiring dengan kemandirian masyarakat dan kelestarian alam.

Mimpi-Mimpi yang Menyala

Kini, Rizky tak lagi hanya memandang langit tambang yang kelabu. Ia memandang masa depan dengan laptop di pangkuannya, menulis skripsi, dan mengirim kabar bahagia kepada orang tuanya. Di sisi lain, Sutarman menatap sawahnya yang hijau meski kemarau datang, tanpa lagi dihantui biaya bahan bakar.

Baca Juga :   Eddy Santana Perjuangkan APBN untuk Pembangunan Landscape di SMKN 2 Palembang

Dua cerita ini hanyalah potongan kecil dari mozaik besar transformasi PTBA: ketika perusahaan tambang tidak hanya menambang batu bara, tetapi juga menggali potensi manusia, menyinari sawah dengan energi matahari, dan menanam kembali harapan di tanah yang dulu gersang.

“CSR bukan sekadar kewajiban, tapi komitmen untuk tumbuh bersama. Kami ingin membawa manfaat nyata, dari pendidikan hingga energi bersih,” pungkas Venpri.

Data Inti TJSL PTBA 2024

  • Total dana TJSL: Rp21,04 miliar
  • Penerima manfaat: >50.000 orang
  • Bidang pendidikan: BIDIKSIBA (estimasi ±Rp117 juta per mahasiswa), Gernas Tastaka, Gernas Tastaba
  • Bidang kesehatan: 5.569 warga terlayani pengobatan gratis
  • Irigasi PLTS: 959 hektare sawah, 1.338 petani penerima manfaat
  • Reklamasi lahan: 2.457 hektare
  • Penanaman pohon: 190.813 pohon

 

Penulis: Riki Okta PutraEditor: ROP
  • Bagikan