SUMSEL DAILY, JAKARTA – Setelah beberapa lembaga survei mempublikasikan temuan survei yang mengunggulkan Ratu Dewa dalam dukungan (elektabilitas) calon-calon Wali Kota Palembang sebelumnya, kali ini Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) mempublikasikan temuan hasil survei terbarunya. Elektabilitas Ratu Dewa yang merupakan penjabat (PJ) Wali Kota Palembang bertengger di urutan pertama dan unggul signifikan dari semua kompetitor calon walikota Palembang.
Naiknya elektabilitas pria yang lebih sering terjun langsung menemui warga ketimbang di kantor ini merupakan salah satu indikator yang kuat untuk maju dalam kompetisi pilkada serentak yang akan digelar 24 November 2024.
Demikian diungkapkan Direktur eksekutif LKPI, Arianto, ST, MT, M.IKOM,POL di sela-sela paparan survei bertajuk “Peluang Menang Calon-Calon Walikota Palembang Pada Pilkada Serentak 24 November 2024”, Rabu (6/3).
Mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini mengatakan, elektabilitas Ratu Dewa sudah menyalip para kandidat yang digadang-gadangkan akan maju pada Pilkada Wali Kota Palembang. Tak, terkecuali dengan rival utamanya, Fitrianti Agustinda. Kuatnya tarikan elektoral Ratu Dewa mendominasi mulai dari pertanyan terbuka (top of mind) sampai dengan uji simulasi beberapa nama calon Wali Kota.
Peningkatan ektabilitas Ratu Dewa tidak serta merta muncul begitu saja. Kerja-kerja Ratu Dewa dan jajarannya dalam memimpin gerbong pemkot Palembang untuk bekerja dan melayani masayarakat serta cepat tanggap dalam permasalahan yang muncul pada akhirnya tercermin dengan angka elektabilitas yang naik signifikan.
“Pada spontanitas jawaban pemilih (pertanyaan terbuka), temuan survei Ratu Dewa (35,8 %), Fitrianti Agustinda (16,9 %), Yudha Pratomo (2,5 %), Nasrun Umar (1,4 %), Charma Afrianto (1 %), M Hidayat (0,5 %), Mgs Syaiful Fadli (0,4 %), Zaitun Mawardi Yahya (0,1%), Yulian Gunhar (0,1 %), massa yang belum menentukan pilihan (41,3 %). Uji simulasi semi terbuka dengan menyodorkan dua puluh satu nama calon walikota, hasilnya Ratu Dewa (48,4 %), Fitrianti Agustinda (25,3 %), Nasrun Umar (2,5 %), Yudha Pratomo (2,6 %), Akbar Alfaro (2 %), Charma Afrianto (1,2 %), Ahmad Zulinto (1,1 %), Mgs Syaiful Fadli (0,9 %), Zaitun Mawardi Yahya (0,7 %), M Hidayat (0,6 %), Basyarudin Akhmad (0,5 %) dan nama calon lainnya masih di bawah 0,5 % serta massa yang belum menentukan pilihan 12,7 %. Ada konsistensi elektabilitas Ratu Dewa yang kuat naiknya pada uji simulasi calon. Secara statistic, elektabilitas Ratu Dewa sudah sangat layak maju sebagai calon walikota Palembang mendatang,” ungkap lulusan terbaik magister ilmu komunikasi politik ini dengan lugas.
Lebih lanjut lembaga yang tergabung dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) ini menambahkan, dari uji simulasi lima nama calon, Ratu Dewa (52,6 %), Fitrianti Agustinda (26,8 %), Nasrun Umar (3,4 %), Yudha Pratomo (2,6 %), Charma Afrianto (1,6 %) dan massa yang belum menentukan pilihan (13,0 %). Bahkan uji simulasi tiga nama calon Ratu Dewa (54,1 %), Fitrianti Agustinda (27,6 %), Nasrun Umar (3,8 %) dan massa yang belum menentukan pilihan (14,5 %).
Latarbelakang pemilih menjatuhkan pilihannya pada Ratu Dewa ada tiga komponen yaitu yakin bisa membawa perubahan kota Palembang lebih baik, sudah ada bukti hasil kerja nyata, orangnya perhatian pada rakyat dan berpengalaman di pemerintahan. Skors angka tersebut berada di atas tujuh puluh persen.
“Faktor tingkat kepuasan kinerja Ratu Dewa selama menjabat Pj Walikota juga baik. Responden yang menyatakan sangat puas (8 %), puas (74,6 %), tidak puas (6 %), tidak puas sama sekali (0,9 %) dan tidak tahu/tidak jawab (10,5 %). Yang menarik adalah tingkat kedikenalan (popularitas) dan kedisukaan (akseptabilitas) Ratu Dewa masih belum maksimal. Popularitas Ratu Dewa (88 %) dan akseptabilitas (98 %). Ada korelasi lebih positif antara popularitas dan akseptabilitas dari Ratu Dewa. Artinya ruang gerak Ratu Dewa masih terbuka lebar untuk meningkatkan elektabilitas dengan popularitas yang belum mencapai 90 %. Untuk sebaran partai politik di calon, Ratu Dewa juga unggul signifikan. Pemilih Ratu Dewa berasal dari akar rumput partai Gerindra, PDI-P, PKB, NasDem, Golkar, PAN, Demokrat dan PKS yang angkanya di atas 60 %. ,” ungkap mantan auditor survei Capres partai Demokrat ini dengan lugas.
Survei LKPI di gelar 26 Febuari sampai 5 Maret 2024 dengan melibatkan 1.000 responden (100 kelurahan) yang tersebar secara proporsional di kelurahan Kota Palembang. Metode penarikan sampel multistage random sampling dengan marjin of erro +/-3,1 % dan selang kepercayaan 95 %. Wawancara dilakukan tatap muka langsung dengan responden dan semua peneliti lapangan mahasiswa.
Ratu Dewa yang dihubungi media terkait banyaknya lembaga survei yang mengunggulkan dirinya mengucapkan terima kasih atas kerja-kerja ilmiah yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei selama ini. Dirinya masih fokus bekerja dan melayani masyarakat Kota Palembang dan bertekad membawa Kota Palembang lebih baik lagi kedepan.
“Mungkin partai-partai politik sedang melakukan survei penjaringan calon walikota. Yang pasti perangkat pemerintahan kota Palembang sampai ke tingkat RT yang saya pimpin sekarang ini siap bekerja dan melayani masyarakat dengan baik, ramah serta gerak cepat. Tentunya, dukungan dan partisipasi masyarakat serta para pihak terkait akan kita rangkul semua untuk Palembang yang lebih baik. Temuan lembaga survei juga merupakan koreksi bagi kami untuk berbuat yang lebih baik lagi, terlepas dari pilkada yang akan digelar. Gerbong pemerintahan yang saya pimpin siap bekerja dan melayani masyarakat. Pada saatnya nanti, saya akan bicara terkait hal tersebut dan masyarakat yang akan memutuskan pilihan yang terbaik,” tutur Presiden PS Palembang ini.(*)