SUMSELDAILY.CO.ID, JAMBI – Keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi seseorang untuk berkarya, berprestasi, berinovasi, dan mewujudkan mimpi. Kisah inspiratif ini datang dari seorang penyandang disabilitas yang akrab disapa Saiful. Ujian yang begitu berat harus dihadapi Saiful sejak usia 8 tahun, sempat merasa putus asa dan menarik diri dari lingkungan teman sebayanya saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Namun, keterbatasan fisik yang Saiful alami tidak pernah benar-benar menghalanginya untuk bangkit dan berjuang.
“Tahun-tahun pertama menjadi penyandang disabilitas adalah masa yang sangat berat bagi saya. Saya bahkan merasa malu untuk keluar dan bermain bersama teman-teman. Namun, kakak saya tidak pernah berhenti memberi dukungan dan dorongan agar saya bisa bangkit kembali. Hingga suatu saat, saya mulai melihat dunia dengan lebih luas dan menyadari, apa yang orang lain alami lebih berat dari yang Saya hadapi. Jadi mengapa saya harus menyerah hanya karena kekurangan ini,” ungkap Saiful.
Seiring waktu, Saiful berhasil menemukan kembali kepercayaan dirinya, terus mengasah kemampuannya dan menemukan keahlian di bidang mengelas. Disayangkan, pekerjaan ini ternyata memiliki efek samping yang berdampak pada pendengarannya, sehingga Saiful terpaksa menghentikan usahanya sebagai tukang las.
Saiful tidak pernah menyerah menghadapi berbagai tantangan dan tetap berjuang untuk menjadi tulang punggung keluarga bagi istri dan kedua anaknya. Setelah meninggalkan karirnya, Saiful memilih menekuni bidang hidroponik karena sesuai dengan kondisi lingkungannya yang sering dilanda banjir. Disana muncul tekadnya untuk membangun program hidroponik guna menjadi solusi inovatif bagi Saiful menghadapi kondisi yang sulit dalam menjaga kesejahteraan keluarganya.
Dalam perjalanan panjang perjuangannya, Saiful tidak melangkah sendirian. Bersama dengan semangat juangnya, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Fuel Terminal (FT) Jambi, turut hadir memberikan dukungan dalam mengembangkan usaha hidroponiknya di kelompok usaha “Rezeki 3 Putra.” Perhatian yang ditunjukkan Pertamina diantaranya melalui pembangunan sarana dan prasarana green house, penyediaan bibit dan vitamin sayuran hidroponik, penyediaan mesin air, serta pemeliharaan instalansi dan genset.
Sejak tahun 2022, program hidroponik milik Saiful telah berjalan dan berhasil menjadi model percontohan yang menginspirasi banyak penyandang disabilitas lainnya. Dengan sinergi ini, Saiful tidak hanya menopang keluarganya, tetapi juga membuka jalan baru bagi sesama penyandang disabilitas untuk bangkit dan berkarya. Saat ini kelompok hidroponik memiliki 10 anggota yang terdiri dari kelompok rentan, baik disabilitas maupun lansia.
Pertamina memandang penting dukungan pada masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi rentan, seperti penyandang disabilitas. Seperti energi yang terus bergerak membawa perubahan untuk sekitarnya, Pertamina berkomitmen untuk melakukan perubahan yang lebih baik bersama mereka, para pioneer, inisiator dan pembawa perubahan seperti Saiful.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan menegaskan melalui program ini Pertamina menunjukkan komitmen dalam mendorong kesejahteraan masyarakat dan menciptakan perubahan positif berkelanjutan, sejalan dengan visi perusahaan untuk membangun masa depan yang lebih baik.
“Kekurangan bukanlah penghalang bagi mereka yang bertekad untuk berkembang dan meningkatkan taraf hidup. Kami mengapresiasi semangat mereka dengan memberikan bantuan usaha hidroponik bagi kelompok rentan, sekaligus mendukung usaha lain yang dijalankan oleh para penyandang disabilitas sebagai wujud komitmen kami dalam memberdayakan mereka menuju kesejahteraan,” kata Nikho.
Keberhasilan program hidroponik “Rezeki 3 Putra” mencerminkan tekad Saiful untuk terus berkarya dan menggambarkan komitmen Pertamina dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Program ini juga berperan dalam penyediaan lapangan pekerjaan yang layak, sejalan dengan pencapaian Tujuan 8 dari Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.(*)