SUMSELDAILY.CO.ID, PURWAKARTA – Persatuan Orang Tua Penyitas Thalasemia Indonesia (POPTI) Kabupaten Purwakarta, menggelar pertemuan perdana di Aula RSUD Bayu Asih, tepatnya pada Kamis 30 Juni 2022.
Pada pertemuan itu dihadiri langsung Direktur pelayanan RSUD Bayu Asih Purwakarta Asih dr Anna Reskita Soetarto, perwakilan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Imam Munjono, juga perwakilan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Ketua POPTI Purwakarta Eep Saeful Hayat.
Dirut pelayanan RSUD Bayu Asih dr Anna Reskita Soetarto mengatakan, pelayanan akan terus berupaya secara maksimal dalam memprioritaskan pelayanan khusus anak-anak thalasemia di RSBA, baik secara infrastruktur maupun suprastruktur.
“Kedepan semoga ada penambahan bad, dan pelebaran ruangan sehingga terlihat layak dan nyaman,” kata Anna saat kepada media pada Jumat (01/07/2022).
Sementara itu, perwakilan dari Dinkes Purwakarta Imam mengungkapkan, dia mengapresiasi terhadap pertemuan ini. Menurutnya pemerintah mesti hadir untuk memberikan perhatian serius.
“Secepatnya saya akan lapor kepada atasan, terkait eksistensi thalasemia Purwakarta. Jangan pesimis bapak ibu, anak saya pun memiliki kebutuhan khusus, dan itu adalah kasih sayang Allah terhadap kita,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua POPTI Purwakarta Denhas Mubarok menyampaikan, pada pertemuan perdana ini sedikitnya 31 orang tua turut serta hadir.
Kegiatanpun, kata Denhas, bukan hanya sekedar pertemuan, tetapi juga diisi dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Mulai dari dialog interaktif dengan pemangku kebijakan dan diskusi penanganan tumbuh kembang anak thalasemia.
“Pembentukan citra Rumah sakit harus berbanding lurus dengan pelayanan selama ini, sehingga kualitas yang dirasakan pasien mnjadi catatan untuk bahan evaluasi kedepan,” katanya.
Tak lupa dia menyampaikan terimakasih sampaikan kepada para tamu undangan dan stakehorder, khusus para orang tua yang sudah hadir dari berbagai pelosok wilayah Purwakarta
“Bagi kami rumah sakit adalah second home atau rumah kedua, maka harapan kami kedepan mesti ada pelayanan prima baik dari ketersediaan obat, tenaga keperawatan atau pembangunan ruangan, sehingga menimbulkan kenyamanan bagi anak-anak kami,” katanya menutup.
