SUMSELDAILY.CO.ID, BATANGHARI – Pemerintah Kabupaten Batanghari melalui Dinas Kesehatan, terus memfokuskan penanganan stunting yang terjadi di kalangan balita, hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Batanghari Elfi Yennie.
“Seperti yang terdata di dinas Kesehatan Batanghari, sebanyak 24,5% balita tercatat stunting, dengan status gizi pendek dan sangat pendek,” kata Kadinkes Elfi Yennie saat dikonfirmasi via seluler, Jum’at (29/07/2022).
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak balita akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, terjadi pada 1000 hari kehidupan mulai dari dalam kandungan hingga balita tersebut berusia dua tahun.
Pihaknya bersama stakeholder terkait terus berupaya menangani hal tersebut, sesuai program nasional Percepatan Penurunan Stunting (PPS), dengan tujuan agar angka stunting di Batanghari menurun, sehingga bisa mencapai angka standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 14 persen.
“Dinkes juga bekerja sama dengan instansi lain agar mampu berkolaborasi dalam penanganan stunting. Anak yang masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah standar deviasi (SD). Terlebih lagi, jika kondisi ini dialami anak yang masih di bawah usia 2 tahun dan harus ditangani dengan segera dan tepat,” tuturnya.
Pemerintah juga menargetkan angka stunting menurun sesuai dengan ketentuan WHO pada tahun 2024 nantinya, masyarakat juga harus mempersiapkan kehidupan berkeluarga yang menjaga hidup sehat.
“Dalam kesehariannya kita harus menjaga kesehatan seperti mempunyai sanitasi sehat bahkan lingkungan yang sehat. Pemerintah juga akan terus memberikan pelayanan optimal terhadap masyarakat terutama ibu hamil sehingga bayi yang lahir dalam keadaan sehat,” ungkapnya.