SUMSELDAILY.CO.ID, OKI – Yidha Firmanta Elhuda, siswa SMP Plus Literasi Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Ia berhasil meraih medali perak dalam kompetisi International Mathematics Contest Singapore (IMCS) 2024 yang digelar di Singapura pada 26-29 Juli 2024.
Prestasi gemilang Yidha ini tak hanya membanggakan OKI, tetapi juga menjadi inspirasi bagi anak-anak di seluruh Indonesia, terutama mereka yang berasal dari desa. Yidha membuktikan bahwa keterbatasan geografis bukanlah penghalang untuk meraih prestasi di tingkat dunia.
Penjabat (Pj.) Bupati OKI, Asmar Wijaya, menyambut hangat Yidha dan orang tuanya di ruang kerjanya. Asmar mengungkapkan rasa bangga dan harunya atas prestasi Yidha yang berhasil meraih posisi kedua dari ratusan peserta dari 70 negara.
“Saya sangat bangga dan terharu. Yidha, anak kita yang berasal dari desa, mampu bersaing dan meraih prestasi gemilang di tingkat dunia. Ini adalah bukti bahwa anak-anak OKI memiliki potensi luar biasa,” ujar Asmar.
Asmar juga berpesan kepada Yidha untuk tetap rendah hati, berbakti kepada orang tua dan guru, serta terus belajar untuk menggapai cita-citanya.
Sekolah Plus Literasi, Kawah Candradimuka Yidha
Yidha merupakan siswa SMP Plus Literasi Desa Gading Raja, Kecamatan Pedamaran Timur, OKI. Sekolah ini adalah salah satu sekolah binaan PT Sampoerna Agro di bawah Yayasan Literasi Petir Indonesia.
Kepala SMP Plus Literasi, Adi Saputro, menjelaskan bahwa sekolahnya memiliki program khusus untuk mengasah minat dan bakat siswa. Mulai kelas 8, siswa diarahkan sesuai minat mereka, seperti klub matematika, bahasa Inggris, komputer, hingga penghafal Al-Qur’an.
“Kami juga bekerja sama dengan para ahli di Bandung dan Kampung Inggris Pare Kediri untuk melatih anak-anak secara daring,” tambah Adi.
SMP Plus Literasi Pedamaran Timur didirikan atas kerja sama berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Lahan seluas 1,5 hektar yang menjadi areal sekolah juga berasal dari hibah tanah desa.
Sekolah ini tidak membebankan biaya SPP yang tinggi kepada orang tua siswa. Cukup dengan Rp100.000, selebihnya seikhlas orang tua wali. Bahkan, sekolah ini menggratiskan biaya pendidikan bagi anak yatim dan tidak mampu.
Untuk membiayai operasional sekolah, Adi menjelaskan bahwa sekolah memiliki unit usaha berupa kebun sawit dan beberapa unit usaha lainnya.
Supriyadi dan Darmini, orang tua Yidha, tak kuasa menahan haru saat mendampingi putranya bertemu dengan Pj. Bupati OKI. Mereka mengaku bangga dan akan terus mendukung Yidha untuk meraih cita-citanya.
“Saya hanya petani, tamat SD. Saya ingin anak saya jadi orang pintar, sekolah tinggi, agar bisa bermanfaat bagi keluarga dan orang lain,” ujar Supriyadi.
Yidha sendiri berharap prestasinya dapat menjadi motivasi bagi teman-temannya dan meningkatkan minat generasi muda terhadap matematika dan sains.
Prestasi Yidha Firmanta Elhuda di kompetisi matematika internasional merupakan bukti nyata bahwa anak-anak Indonesia, bahkan dari desa sekalipun, memiliki potensi luar biasa untuk bersaing di tingkat dunia. Dukungan dari keluarga, sekolah, dan pemerintah daerah menjadi kunci penting dalam mengembangkan potensi tersebut.
Semoga kisah Yidha dapat menginspirasi lebih banyak anak Indonesia untuk berani bermimpi dan berjuang meraih prestasi, tanpa memandang latar belakang dan keterbatasan.