SUMSEL DAILY, PALEMBANG – Satuan Tugas Pangan Sumatera Selatan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke empat pasar tradisional di Kota Palembang, yakni Pasar Modern Plaju, Pasar Tegal Binangun, Pasar Kertapati dan Pasar Lemabang. Sidak itu dilakukan menyusul harga beras di Sumatera Selatan yang tak kunjung turun.
Bahkan hampir di semua pasar tradisional harga beras masih tinggi. Yakni, beras premium dikisaran Rp14.500-Rp15 ribu sementara beras medium Rp12 ribu-Rp12.500 per kilogram. Kepala Biro Ekonomi Setda Sumsel, Hengky Putrawan mengatakan, pihaknya bersama pihak terkait melakukan pemantauan terhadap harga beras yang mengalami kenaikan. “Kami tekankan kepada para pedagang untuk tidak menjual harga beras diatas standarnya,” ujarnya, Jumat (29/9).
Pihaknya juga melakukan survei dan evaluasi terhadap pasokan dan suplai beras SPHP di pasar tradisional. Hal itu dikarenakan beras SPHP ini adalah beras yang disubsidi oleh Badan Pangan Nasional untuk masyarakat. “Melalui beras SPHP diharapkan dapat menekan dan menjaga sebagai upaya pengendalian harga beras itu sendiri agar tidak mahal,” katanya.
Ia menyebut, stok beras di Sumsel masih aman, baik SPHP, premium dan medium. “Jadi tinggal memastikan penyaluran beras agar tepat sasaran terutama beras SPHP. Makanya kita sidak dan pantau toko-toko agar penjualan beras SPHP ini harganya tidak melebih HET,” ungkap dia.
Untuk pemenuhan beras, kata dia, pemerintah pun saat ini telah menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) kepada masyarakat. “Untuk harga beras memang naik karena HET beras naik. Makanya, kita minta para pedagang untuk sesuai standarnya,” ucap dia.
Selain itu, pihaknya pun melakukan operasi pasar di 17 kabupaten dan kota di Sumsel dan ini terus dilakukan dan digencarkan hampir setiap harinya. “Untuk stok beras CBP, kita aman. Stok beras saat ini 25.000 ton se-sumsel babel,” papar dia.
Dari sidak, masih kata dia, ada beberapa masukan dari pedagang untuk melancarkan penyaluran SPHP dari Bulog. Selain meminta penambahan kuota beras SPHP dengan syarat sesuai standar, seperti spanduk dan lainnya agar masyarakat tahu kalau ada beras SPHP Bulog yang harganya terjangkau.
“Sosialisasi beras SPHP ini harus terus dilakukan agar masyarakat tahu,” kata dia. Hengky mengatakan, penyebab naiknya harga beras, salah satunya karena El Nino yang menyebabkan kekeringan dan berdampak pada gagal panen. “Jadi kita sekarang ini untuk penangulangan sementaranya itu pengawasan kepada beras SPHP, ” jelasnya.
Kasubdit I Indagsi Dirkrimsus Polda Sumsel, AKBP Agus Suryo Wibowo mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan mengenai kecurangan pedagang yang menyebabkan naiknya harga beras.
“Tapi kami imbau agar para pedagang tidak melakukan tindakan curang atau memanfaatkan situasi. Kami akan terus lakukan monitoring dan evaluasi penyalurannya serta selalu koordinasi dengan Bulog,” ungkap dia.
Pihaknya juga menebar jaring-jaring pengawasan di lapangan, agar bisa mengawasi apabila ada penyimpangan dalan penyaluran SPHP. “Kami pada prinsipnya siap menerima masukan dan laporan dari masyarakat,” ucapnya.
Pimpinan Perum Bulog Wilayah Sumsel Babel, Mohammad Alexander menambahkan saat ini stok beras untuk CBP sekitar 25 ribu ton untuk Sumsel Babel. “Dan salah satu fungsi beras CBP ini untuk stabilisasi harga,” kata dia.
Bulog juga sedang menjalankan tugas dari pemerintah untuk menyalurkan bantuan pangan presiden. Program ini sudah berjalan dan beras ini dialokasikan untuk September, Oktober dan November. “Beras CBP sudah digulirkan untuk September dan alokasi Oktober akan mulai senin nanti,” ungkap dia.
Alex mengatakan, dengan penyaluran beras ini diharapkan bisa menekan harga beras dan menjaga laju kenaikan inflasi. “Penyaluran beras ini terus dilakukan baik CBP dan SPHP yang dilakukan secara simultan,” ujar dia.
Untuk menekan harga, pihaknya pun tetap mengelar pasar murah. “Kita juga banyak permintaan dari pemda untuk pasar murah dan beras pangan murah. Ini tetap jalan, hampir setiap hari kita melayani untuk 17 kabupaten/kota,” tukasnya.