SUMSELDAILY, SULBAR – Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Akmal Malik resmi menjadi Penjabat Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) setelah dilantik oleh Mendagri, Tito Karnavian, Kamis (12/5/2022), di Jakarta.
Akmal Malik diyakini berbagai pihak akan mampu membawa kemajuan bagi Provinsi ke- 33 di Indonesia ini, pria kelahiran Sumatera Barat 16 Maret 1970 itu merupakan tokoh birokrat Indonesia yang memiliki segudang pengalaman di Kemendagri.
Tokoh pemuda Sulbar, Ashari Rauf mengaku bersyukur atas pilihan pemerintah pusat yang menunjuk Dirjen Otda sebagai penjabat Gubernur Sulbar.
“Pertama, tentu kita sangat bersyukur dan memiliki harapan besar karena yang ditunjuk adalah Dirjen Otda. Jadi tidak perlu khawatir terkait koneksi ke pusat utamanya urusan pemerintahan dan pembangunan karena beliau (Akmal Malik) adalah birokrat pusat,” sebut Ashari Rauf, Selasa (17/5/2022).
Ashari mengatakan, jabatan Akmal Malik sebagai Pj Gubernur Sulbar sekaligus Dirjen Otda diharapkan bisa dijalankan secara maksimal. Sebab, dua jabatan yang diemban tentu memiliki tantangan yang cukup berat.
“Makanya pesan kita agar penjabat gubernur harus lebih banyak bekerja di Sulbar. Tdk boleh lebih banyak di jakarta dibanding di Sulbar,” kata Ashari yang juga Sekretaris DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulbar itu.
Menurut Ashari, dibutuhkan kerja-kerja maksimal dan lebih fokus menata daerah ini. Apalagi pasca gempa bumi yang melanda wilayah Sulbar awal Januari 2021 lalu.
“Banyak pekerjaan rumah yang harus diaksanakan. Olehnya, kita sungguh sangat berharap Pak Akmal Malik memaksimalkan seluruh potensi yang beliau miliki untuk membuktikan konerjanya kepada warga Sulbar,” katanya.
Mantan Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulbar ini juga menitip pesan kepada penjabat gubernur agar tetap melaniutkan pembangunan yang telah dijalankan oleh gubernur sebelumnya.
“Termasuk pesan kami dari kaum muda agar Pak Akmal mengajak para tokoh di Sulbar, utamanya tokoh pejuang pembentukan Sulbar, sebab mereka para tokoh pejuang Sulbar selama ini saya rasa kurang diberikan ruang untuk ikut menata pembangunan Sulbar,” tutupnya. (*)