SUMSELDAILY.CO.ID, PALEMBANG – Canda tawa dari anak-anak berseragam oranye asal Sekolah Alam Palembang terdengar riuh di teras utama Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan Balaputra Dewa yang berada di Jalan Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Palembang. Belasan siswa yang menggunakan masker itu terlihat sangat berantusias untuk segera masuk ke gedung museum tersebut.
Terdengar suara dari salah satu guru pendamping agar mereka berbaris rapi dan bergilir untuk mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan oleh museum yang berada di kiri teras museum. Setelah mencuci tangan, belasan siswa ini pun masuk ke aula museum, beberapa diantaranya berlari kecil masuk ke tiap ruang pameran.
Setiba di ruang pameran I yang berisi koleksi benda prasejarah, terlihat para siswa ini mengeluarkan papan dan kertas dari tasnya. Kemudian mereka mulai mencorat-coret kertas tersebut dengan tulisan tangan mereka. Itu adalah kertas kerja, yang merupakan tugas bagi para siswa yang diberikan guru untuk mencatat benda apa saja yang ditemukan di museum. Tugas itu diberikan oleh guru pembimbingnya atau fasilitator Sekolah Alam Palembang, Nyimas Amalia.
Dari ruang pameran 1, mereka pun melanjutkan perjalanannya ke ruang pameran yang lain. Dan terakhir mereka pun menuju ke Rumah Limas yang berada di halaman belakang museum itu. Nyimas Amalia mengungkapkan, keseruan yang dilakukan belasan siswanya itu merupakan bagian dari proses pembelajaran dari sekolah tersebut.
“Jadi memang di Sekolah Alam Palembang, kita ada kegiatan outing, dan karena bertepatan dengan pembahasan mengenai kebudayaan, maka outing kita kali ke museum. Disinilah kami memperkenalkan dan mengedukasi siswa agar mengenal sejarah dan kebudayaan kita secara langsung,” ucapnya, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, pihaknya tidak kuatir mengajak siswa ke museum di masa pandemi seperti ini. Lantaran para siswa dibekali dengan edukasi awal mengenai protokol kesehatan. “Alhamdulillah semua siswa kita memang sudah terbiasa menerapkan prokes, jadi kita tetap merasa aman dan nyaman selama melakukan kegiatan outing seperti ini,” ucapnya.
Apalagi di museum juga sudah disiapkan protokol kesehatan yang ketat, dan dilengkapi sarana dan prasarana pendukung seperti pengaturan jarak pengunjung dan juga sarana cuci tangan.
Ia menyebutkan, antusias para siswa untuk mengunjungi museum sangat besar. Ada 14 orang yang ikut dalam kegiatan belajar di museum tersebut. Kegiatan ini juga sudah mendapat izin dari orang tua siswa. “Semua siswa yang ikut adalah siswa kelas 5. Selama di museum, semua siswa juga taat prokes, meski melaksanakan tugas namun anak-anak tidak mengabaikan prokes. Yang jelas anak-anak semangat dan nyaman selama belajar di museum,” jelasnya.
Abdul Fatah, 11 tahun, mengungkapkan dirinya sangat senang selama belajar di museum. “Masker memang tidak pernah saya lepas, karena masih pandemi. Tapi saya senang di museum, bisa mendapat pengetahuan, dan bisa mengerjakan tugas dan melihat seisi museum,” jelasnya.
Hal serupa diungkapkan Aisyah, 12 tahun. Ia mengaku ini adalah pertama kalinya datang ke museum. “Alhamdulillah bisa datang kesini dan melihat langsung rumah limas, dan juga melihat benda sejarah yang ada di museum,” ucapnya.
Ia menjelaskan, dirinya ke museum mengerjakan tugas yang diberikan guru pembimbing. “Kami diberikan tugas untuk mengisi worksheet apa yang kami lihat dan kami temui selama ada di museum. Jadi kami menulis benda sejarah apa saja yang ada di sini,” jelasnya.
Aisyah mengaku tetap menggunakan masker dan menjaga jarak antar teman yang lain. Sementara itu, Kepala UPTD Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa H Chandra Amprayadi SH mengatakan, pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan di museum sejak dibukanya museum usai pandemi Covid-19 terjadi hampir dua tahun belakangan.
“Karena saat ini pandemi Covid-19 ini sudah membaik dan Palembang juga sudah menerapkan PPKM level 2, maka museum dibuka kembali, namun dengan catatan tetap harus prokes,” ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk penerapan prokes di museum tersebut juga sudah diatur. Mulai dari sarana cuci tangan yang disiapkan di pintu masuk museum, dan pengecekan suhu tubuh di saat pengunjung masuk ke area museum. Pihaknya juga sudah menempatkan pengaturan jarak pengunjung di tiap ruang pameran. Pengunjung juga sudah diimbau agar tidak menyentuh atau memegang benda sejarah yang ditampilkan di museum.
“Kami sudah menempelkan imbauan untuk taat prokes di semua penjuru, agar pengunjung mengingat dan mematuhi prokes yang sudah kami atur,” jelasnya. Chandra menuturkan, pihaknya meminta agar semua pengunjung yang datang tetap patuh dan taat dengan prokes yang ada.
Kunjungan Museum Meningkat
Diakui Chandra, meski kasus Covid-19 melandai, pihaknya enggan lalai dan kendor atas penerapan prokes selama berada di museum ini. “Memang untuk kunjungan ke museum sekarang sudah cukup meningkat, namun kondisinya tidak seperti kondisinya di saat sebelum pandemi. Sebelum pandemi, jumlah kunjungan ke museum berkisar 10.000 hingga 100.000 orang per bulan.
“Kami optimistis nanti kedepan, kunjungan ke museum akan terus meningkat,” ucapnya. Dijelaskan Chandra, saat ini ada penyesuaian jam operasional museum. Dimana semula jam operasional pada 08.00-16.00 WIB, bergeser menjadi 08.30-15.30 WIB untuk Selasa-Jumat. Kemudian untuk Sabtu-Minggu yang semula beroperasional 09.00-15.00 WIB menjadi 08.30-14.00 WIB.
Sebagai upaya meningkatkan jumlah kunjungan di museum, pihaknya pun menggencarkan berbagai program dan kegiatan menarik. Diantaranya, menggelar berbagai even di museum seperti lomba cerdas cermat di museum, pameran, kajian-kajian ilmiah, hingga even lomba tulis untuk jurnalistik.
Apresiasi Inovasi Museum
Ditambahkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, H Aufa Syahrizal, dengan adanya pengurangan level PPKM di Kota Palembang artinya semua destinasi wisata di Palembang, termasuk museum sudah bisa dibuka saat ini, dan hal ini membuat pihaknya bersyukur.
“Artinya, dengan adanya pengurangan level ini, kita diberikan kelonggaran untuk beraktivitas, destinasi wisata seperti museum sudah bisa dibuka dan ini membuat kita bersyukur. Tapi tetap harus prokes di semua aktivitasnya,” jelasnya.
Ia menjelaskan, dengan penerapan prokes ini akan ada dua keuntungan. Pertama, dengan penerapan prokes di saat pandemi akan menjadi kebiasaan di kehidupan normal yang baru (new life). Kedua, akan meminimalisir adanya penambahan kasus Covid-19 dan klaster baru di lokasi destinasi wisata, termasuk di museum.
“Pengunjung aman, museum juga tetap aman. Jadi tidak ada kekuatiran datang ke museum saat pandemi, asal prokes diperketat,” jelasnya.
Aufa mengapresiasi adanya inovasi prokes yang ada di Museum Negeri Provinsi Sumsel ini, diantaranya kelengkapan sarana dan prasarana untuk pengunjung dalam menerapkan prokes. Juga sudah diaturnya jaga jarak antara satu pengunjung dengan pengunjung lainnya.
“Ini harus menjadi contoh bagi destinasi wisata lain. Prokes adalah hal utama saat ini. Karenanya semua destinasi wisata harus mengutamakan prokes. Dengan begini semua masyarakat akan tetap aman dan nyaman berada di destinasi wisata seperti ini,” pungkasnya. (Ardhy Fitriansyah)