SUMSELDAILY.CO.ID, PALEMBANG – Konsistensi Gubernur Sumsel H. Herman Deru dalam mendukung perkembangan ekonomi syariah di Sumsel diakui oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Erwin Soeriadimadja. Hal itu terungkap pada acara opening ceremony Syariah Festival Sriwijaya (Syafari) 2022 di Atrium mal Palembang Square, Jumat (15/7/2022) sore.
Dalam sambutannya Erwin mengungkapkan pihaknya melihat bahwa ada progres dari peran ekonomi syariah dalam mendorong perkembangan perekonomian di Sumsel. Setidaknya ada tiga peran syariah yang semakin mengemuka dalam mengawal sistem perbankan di daerah ini. Yaitu catatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 7% menjadi Rp8 triliun, serta nilai pembiayaan yang tumbuh 10,5% sehingga mencerminkan geliat ekonomi Sumsel yang semakin kuat.
Kemudian semakin kuatnya komunitas seperti ICSB dan perbankan dalam melakukan pembinaan Ponpes hingga wisata religi. Serta para pelaku usaha ekonomi syariah yang semakin tajam menangkap peluang berkat pembinaan dan peningkatan kapasitas dari berbagai pihak.
“Dari tiga capaian tersebut harus kita akui Pak Gubernur selaku akselerator beliau sangat konsen pada ekononi syariah bahkan memberi ruang luas bagi berkembangnya ekonomi syariah di Sumsel,” jelas Erwin.
Berbarengan dengan opening festival tersebut, ada sekitar 500 UMKM yang diberikan seritifkat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag Sumsel.
Dorongan dan support yang Pemprov Sumsel berikan ini menurut Erwin tentu bermakna sekali sehingga pelaku ekonomi syariah bisa semakin unjuk gigi, membumi dan semakin dekat dengan masyarakat.
Sementara itu, sebagai bentuk perhatiannya, Gubernur Sumsel H. Herman Deru hadir langsung membuka Syariah Festival Sriwijaya (Syafari) 2022 di Atrium mal Palembang Square yang digelar mulai tanggal 14-16 Juli tersebut.
Dalam sambutannya Bapak Rumah Tahfidz tersebut mengatakan bahwa berekonomi syariah merupakan pilihan. Namun begitu dalam pelaksanannya semua harus bermitra dengan siapapun termasuk pelaku ekonomi yang bukan syariah.
Terpenting menurutnya tidak ada niat buruk atau memanipulasi produk dan timbangan serta dengan harga yang disepakati.
Lebih jauh Herman Deru mengatakan ketahanan dan kinerja positif industri keuangan syariah harus terus dipertahankan. Di antaranya dengan mengakselerasi program-program berupa pengembangan aktivitas keuangan sosial syariah melalui sinergi, inovasi dan kolaborasi yang diwujudman dalam pengembangan ekosistem rantai nilai halal.
“Sumsel ini heterogen baik suku bangsa dan agama. Maka akan sangat baik jika pelaku ekonomu syariah bermitra juga dengan pelaku usaha yang bukan syariah. Ini sesuai dengan tema sinerfi ekonomi dan keuangan syariah memperkuat pemulihan ekonomi menuju Sumsel Maju untuk Semua,” jelasnya.
Pada kesempatan itu Herman Deru juga mengungkapkan kebanggaannya dan berharap BI dan perbankkan dan semua pihak terkait terus menggagas inovasi-inovasi seperti ini untuk kebaikan pelaku usaha kecil. Apalagi dalam mendukung UMKM juga dilakukan labelisasi halal untuk semakin meyakinkan pangsa pasar Muslim di Sumsel.
“Semoga momentum Syafari ini dapat dimanfaatkan UMKM untuk lebih mengembangkan usahanya pasca Pandemi Covid 19 dalam rangka pemulihan ekonomi,” jelasnya.
Dalam festival tersebut tak hanya perbankkan dan lembaga keuangan syariah yang ikut ambil bagian menghadirkan stand. Namun ada juga berbagai perlombaan seperti lomba wirausaha muda syariah, lomba busana syariah, stand UMKMĀ dan talkshow.
Adapun opening festival tersebut dibuka dengan ditandai pemukulan bedug oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru didampingi Kepala BI Perwakilan Sumsel Erwin Soeriadimadja, Kepala OJK Regional 7 Sumbagsel, Untung Nugroho, Dirut Bank Sumsel Babel (BSB) Achmad Syamsuddin, Ketua Satgas Layanan Halal BPJPH Drs. Yauza Efendi M.Pd.I, Sekretaris Umum MUI Sumsel, K.H.
Ayik Farid Alaydrus, Kepala Biro Ekonomi Provinsi Sumsel, Aprian Jhoni dan sejumlah Kepala OPD serta perwakilan 5 bank syariah penyalur UMKM.(*)