Catatan Kritis Sekretaris Pokdarkamtibmas Bhayangkara Polres OKI
SUMSELDAILY.CO.ID, OKI – Kayu Agung, kota yang dikenal sebagai pusat pemerintahan dan denyut nadi Kabupaten Ogan Komering Ilir, kini tengah berjuang melawan momok yang menggerogoti sendi-sendi keamanan dan ketertibannya. Gelombang pencurian yang tak kunjung surut telah mengubah wajah kota ini menjadi arena bagi para pelaku kejahatan untuk menjalankan aksinya.
Masyarakat Kayu Agung kini hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman, justru menjadi sasaran empuk bagi para pencuri. Tabung gas yang menjadi kebutuhan pokok, lenyap dalam sekejap mata. Sepeda motor yang menjadi tumpuan mobilitas, raib tanpa jejak. Bahkan pagar halaman dan pagar pembatas jembatan yang menjadi simbol keamanan, kini tinggal kenangan.
Fenomena ini tidak hanya menimbulkan kerugian materiil yang tak terhitung jumlahnya, tetapi juga telah mengoyak rasa aman dan kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum. Warga merasa dibiarkan begitu saja menghadapi ancaman yang setiap saat mengintai. Kehidupan sosial dan ekonomi pun terganggu, karena warga menjadi enggan beraktivitas di luar rumah, terutama pada malam hari.
Sebagai Sekretaris Pokdarkamtibmas Bhayangkara Polres OKI, saya merasa terpanggil untuk menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas situasi ini. Keamanan adalah hak asasi manusia yang harus dijamin oleh negara. Namun, apa yang terjadi di Kayu Agung menunjukkan adanya kegagalan sistemik dalam menjaga keamanan tersebut.
Kepolisian Resor OKI, sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban, harus segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi dan taktik yang diterapkan. Patroli rutin harus ditingkatkan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pemantauan terhadap daerah-daerah rawan harus diperketat. Selain itu, kerja sama dengan masyarakat harus diperkuat. Pokdarkamtibmas sebagai mitra kepolisian harus diberdayakan untuk menjadi mata dan telinga kepolisian di tengah masyarakat.
Namun, upaya kepolisian saja tidak akan cukup. Pemerintah daerah juga harus turut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Peningkatan kualitas penerangan jalan, pemasangan CCTV di titik-titik strategis, serta program-program pemberdayaan masyarakat dapat menjadi langkah-langkah preventif yang efektif.
Selain itu, peran serta masyarakat juga sangat penting. Warga harus lebih waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan lingkungannya. Membangun komunikasi yang baik dengan tetangga, melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan kepada pihak berwajib, serta ikut serta dalam kegiatan-kegiatan siskamling dapat menjadi kontribusi nyata dalam upaya menciptakan Kayu Agung yang aman dan nyaman.
Masalah pencurian di Kayu Agung bukanlah masalah sepele. Ini adalah masalah serius yang membutuhkan penanganan serius dari semua pihak. Jika dibiarkan berlarut-larut, dampaknya akan sangat merugikan, baik secara sosial maupun ekonomi. Kayu Agung bisa kehilangan daya tariknya sebagai ibu kota kabupaten, dan masyarakat akan semakin kehilangan kepercayaan terhadap aparat penegak hukum.
Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak, baik kepolisian, pemerintah daerah, maupun masyarakat, untuk bersatu padu dalam memerangi kejahatan ini. Mari kita kembalikan Kayu Agung menjadi kota yang aman, nyaman, dan damai. Mari kita wujudkan Kayu Agung yang menjadi kebanggaan bagi seluruh warga Kabupaten Ogan Komering Ilir.(*)