SUMSELDAILY.CO.ID, PALEMBANG – Kenaikan harga beras yang terjadi di pasar membuat Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mempercepat penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) untuk program bantuan pangan tahap II. Padahal, seharusnya penyaluran dilakukan pada Oktober, November dan Desember.
“Melihat fenomena harga beras yang naik signifikan, Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memerintahkan Bulog mempercepat penyalurannya di September ini. Penyalurannya serentak dilakukan secara nasional hari ini,” ujar Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah Sumsel dan Babel, Mohamad Alexander saat me-launching bantuan pangan CPB di Gudang Bulog KM 9, Senin (11/9).
Bantuan pangan yang disalurkan itu untuk membantu masyarakat mengurangi beban pengeluaran mereka ditengah melonjaknya harga beras. Apalagi, kenaikan harga beras berpotensi menyumbang inflasi. Dengan adanya bantuan ini diharapkan membantu menahan laju inflasi khususnya di wilayah Sumsel.
Jumlah penerima bantuan pada tahap kedua sebesar 582.370 keluarga penerima manfaat (KPM). Total yang disalurkan mencapai 17.457 ton untuk tiga bulan (September – November). Ada perbedaan jumlah KPM yang disalurkan dibanding tahap pertama, lantaran ada pembaruan dan synchronize data dari Kementerian Sosial.
“Untuk periode pertama di bulan September ini total yang akan disalurkan kurang lebih sebanyak 5.820 ton,” terangnya.
Dirincikan, masing-masing wilayah mendapat 2.494 ton untuk Kantor Wilayah Sumsel, 922 ton Kantor Cabang OKU, 1.195 ton Kantor Cabang Lahat dan 719 ton Kantor Cabang Lubuklinggau. Sementara Bangka sebanyak 350 ton dan Belitung sebanyak 137 ton. “Jadi total untuk Sumsel kurang lebih sebanyak 5.332 ton dan Bangka Belitung sebanyak 487 ton,” jelasnya.
Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda mengatakan, kenaikan beras yang terjadi saat ini sangat dikhawatirkan berimbas pada harga bahan pokok lainnya. Oleh karena itu, bantuan harus secepatnya disalurkan. Pihaknya, juga berupaya menekan harga beras di pasar dengan menggelar operasi pasar serta pengawasan terhadap potensi penyelewengan pemanfaatan beras, seperti penimbunan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi mengungkapkan, el nino yang akan terjadi, dapat membuat penurunan hasil produksi pertanian menurun. Akan ada hal-hal yang dipastikan terjadi di luar kendali. Meski begitu, ia menyebut ketersediaan seluruh bahan pangan di Sumsel aman dan cukup. “Masyarakat diminta tidak membeli kebutuhan secara berlebihan (panic buying) dan menyebabkan harga naik,” tukasnya.