SUMSELDAILY.CO.ID, PALEMBANG – Untuk menggali pengetahuan, saling berbagi informasi dan mendorong pembelajaran antar daerah di Indonesia yang memiliki gambut, World Agroforestry (ICRAF) Indonesia melalui Peat-IMPACTS Indonesia menggelar seminar nasional yang mempertemukan para pembuat kebijakan dari dua provinsi dan kabupaten-kabupaten dari Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat.
Kegiatan seminar setengah hari yang berlangsung pada Kamis (21/04) di Palembang ini juga menjadi sebuah refleksi terhadap perjalanan Peat-IMPACTS selama dua tahun terakhir ini. Hadir sebagai pembicara adalah perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, dan dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).
Direktur ICRAF Indonesia Dr Sonya Dewi mengatakan bahwa lokakarya ini diharapkan akan memberi kesempatan untuk saling kenal di antara Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Dan kedua daerah bisa saling berbagi pengalaman dan pengetahuan sehingga ada pembelajaran yang bisa dipetik dari kegiatan ini.
“Kegiatan seperti ini penting bagi kami. Lembaga kami memiliki 80 peneliti dengan visi dan misi yang sangat ambisius untuk mencapai dunia yang setara dengan kesehatan ekosistem, di mana petani dan masyarakat mendapat manfaat yang sebesar-besarnya dari pepohonan dan perpaduan pepohonan degan komoditas lain.”
“Dengan pertemuan antara dua provinsi dan tiga kabupaten ini kami harap akan terbangun proses belajar yang efektif karena masing-masing provinsi, kabupaten memiliki pengalaman-pengalaman unik yang berharga. Kami pun bisa memetik pembelajaran yang relevan dengan kegiatan kami,” kata Dr Sonya.
Dengan ambisi tersebut, berkiprah di daerah dengan lahan gambut memberi tantangan tersendiri. Kondisi biofisik gambut, sosial, budaya, dan ekonomi, hanya beberapa dari tantangan yang ada dan dijajaki kemungkinan untuk menciptakan dampak yang baik.
Wakil Gubernur Sumatera Selatan H Mawardi Yahya, mengatakan Sumatera Selatan bangga dan merasa mendapat kehormatan dengan ICRAF memilih Palembang sebagai lokasi penyelenggaraan seminar nasional ini. “Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya sehingga acara ini dapat terlaksana dengan baik. Khusus untuk para narasumber, dengan tema bersama Tata Kelola Gambut di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, kami juga ucapkan banyak terima kasih,” kata Plh Asisten III untuk Administrasi dan Umum Darma Budhy, yang membaca sambutan dari Wakil Gubernur Mawardi yang berhalangan hadir.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, menurut Mawardi, telah melaksanakan dan merancang program-program pembangunan untuk menjawab tantangan peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah gambut dan menjaga keberlanjutan gambut. “Kehadiran Peat-IMPACTS beserta mitra-mitranya kami sambut dengan baik karena kita memiliki tujuan yang sama, bagaimana masyarakat desa bisa menikmati peningkatan pendapatan dan pada saat yang sama gambut kita lestari.”
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan dan Kepala Dinas LHK Provinsi Kalimantan Barat Ir Adi Yani, turut hadir mewakili Kabupaten Kubu Raya dan Provinsi Kalimantan Barat. Sedangkan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan diwakili oleh Regina Ariyani, Kepala Bidang Infrastrukur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Provinsi Sumatera Selatan, beserta perwakilan dari Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin.
Peat-IMPACTS Indonesia yang dimulai sejak 2020 adalah sebuah program riset-aksi yang berlokasi di Sumatera Selatan, yang berlokasi di dua Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Banyuasin, dan Kalimantan Barat, yang berlokasi di Kabupaten Kubu Raya. Program ini bekerja bersama dengan berbagai pihak dalam mengkaji topik-topik opsi penghidupan di ekosistem gambut, perencanaan penggunaan lahan, pengukuran emisi dari lahan gambut,
pemberdayaan petani, pengarusutamaan kebijakan terkait jasa lingkungan dan pengelolaan pengetahuan.
Beberapa capaian mulai dari tingkat nasional, provinsi dan kabupaten telah dihasilkan. Juga di tingkat Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG), sampai di tingkat desa. Kegiatan bersama antara Forum DAS Sumatera Selatan dan ICRAF Indonesia ini merupakan rangkaian kegiatan program Peat-IMPACTS Indonesia, yang berfokus kepada restorasi, pengelolaan dan perlindungan gambut, sehingga secara langsung dapat berkontribusi pada komitmen negara untuk penurunan emisi rumah kaca dan target pembangunan jangka menengah tingkat nasional. Proyek ini akan berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB-13 (Aksi Iklim) dan TPB-15 (Kehidupan Darat).