Endang Hanya Bisa Pasrah dan Jalani Hidup Dengan Ikhlas

  • Bagikan

SUMSELDAILY.CO.ID, PALEMBANG – Menjadi anak yatim piatu bukanlah pilihan bagi M Endang Saputra (19). Sejak Ibu kandungnya menghadap Illahi pada usianya 2,8 bulan, menyusul sang ayah ketika dirinya duduk di bangku Kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Sejak itulah, anak tunggal ini diasuh sang nenek. Kini dirinya hanya pasrah dalam menjalani hidup dan mengikuti takdir Allah dengan ikhlas, Rabu (27/6/2022).

“Sejak kedua orang tua saya meninggal, saya diasuh oleh nenek dan kami tinggal di Jalan Bungaran 5 Kelurahan 8 Ulu Palembang. Seiring waktu, saya menyesuaikan hidup tanpa orang tua,” jelas Endang, ketika diwawancarai di Polrestabes Palembang.

Hari demi hari dilewati, Endang yang hanya mampu menamatkan Sekolah Dasar (SD), berjuang melawan kedukaan hidup sendiri.

“Lagi-lagi, cobaan menimpa saya. Nenek saya menghadap sang pencipta. Disaat itulah, dunia serasa gelap. Tidak ada tempat tinggal, tidak ada sanak saudara, hanya Allah tempat saya mengadu. Disana saya bertemu dengan Erwin, yang juga sebagai jemaah Masjid Jamik Nurul Hidayah. Persahabatan dan keakraban kami mulai tumbuh, karena sering bertemu di Masjid,” urainya.

Hingga suatu hari, lanjut Endang, Erwin mengajak dirinya bertandang ke rumah orang tuanya, Musnah (54).

“Erwin seumuran dengan saya. Kami sama-sama sering tinggal di masjid, dari masjid satu ke masjid yang lain. Erwin memperkenalkan saya dengan orang tuanya. Dari itu, saya diangkat sebagai anak oleh Ibu Musnah. Saya diperbolehkan memanggil Ibu, bahkan tinggal di rumah yang sama. Alhamdullilah,” terangnya dengan mata berkaca-kaca.

Diceritakan Endang, dirinya tinggal bersama Bu Musnah juga bertahan paling lama tiga bulan.

“Tempat tinggal kami selalu berpindah-pindah, paling lama hanya tiga bulan mengontrak, karena kami selalu kesulitan untuk bayar uang kontrakan, listrik dan air. Uang sebagai bersih-bersih masjid tidak bisa diharapkan, sementara
Ibu ambil upahan berjualan cabe di pasar Induk dengan penghasilan Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu perhari,” terangnya.

Baca Juga :   Gubernur Sumsel Larang Mudik Pakai Mobil Dinas

Dijelaskan Endang, sejak 2017 Ibu Musnah sering sakit Maag dan TBC. Jika penyakit mulai kambuh, serasa tidak tega melihatnya.

“Lima tahun terakhir, Ibu sakit-sakitan. Memang terkadang tidak tega melihat kondisi ibu menahan sakit, batuk darah dan maag. Kami memang tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah atau dari siapa pun, mungkin karena kami sering berpindah-pindah tempat tinggal,” ujarnya.

Namun, kami tetap bersyukur, tambah Endang, karena ketika Ibu sakit, Ketua RT, Lurah dapat mengeluarkan surat rujukan untuk ke RSUD Bari Palembang.

“Baru-baru ini Ibu baru keluar dari RSUD Bari karena sakit TBC. Saya hanya bisa berdoa agar terlepas dari beban hidupnya Ibu Musnah, karena dia sendiri pun sudah mengalami kesulitan ekonomi dan sakit,” jelasnya.

Alhamdullilah, kini Endang diberikan pekerjaan oleh Kapolrestabes Pelembang sebagai Marbot Masjid Polrestabes Palembang.

“InsyaAllah saya akan memegang amanah dan kepercayaan Bapak Kapolres dan Kasat Reskrim. Terima Kasih atas perhatian dan kepercayaannya. Saya akan berbuat baik dan semoga Allah membalas kebaikan bapak,” tandasnya.

  • Bagikan