SUMSELDAILY.CO.ID, PALEMBANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD), terutama menjelang musim penghujan yang berpotensi mempercepat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumsel, Ira Primadesa, mengatakan hingga 3 November 2025 pihaknya mencatat 6.263 kasus DBD di seluruh kabupaten/kota di Sumsel. Dari jumlah itu, 19 pasien meninggal dunia.
“Kasus tertinggi tercatat di Kota Palembang sebanyak 785 kasus dengan tiga di antaranya meninggal dunia,” ujar Ira saat di konfirmasi, Kamis (13/11/2025).
Ia merinci, kasus DBD juga cukup tinggi di beberapa daerah lain seperti Muara Enim (392 kasus), OKU Timur (382 kasus), OKI (336 kasus), Lubuklinggau (321 kasus), dan Banyuasin (229 kasus). Sementara itu, daerah dengan jumlah kasus terendah diantaranya Empat Lawang (17 kasus) dan Kota Pagaralam (35 kasus).
Untuk menekan penyebaran penyakit tersebut, Dinkes Sumsel telah melakukan berbagai langkah pencegahan. Di antaranya melalui sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pembersihan tempat penampungan air, pemeliharaan ikan pemakan jentik, serta fogging di wilayah rawan.
Selain itu, pemerintah juga mulai mengembangkan teknologi wolbachia, yakni metode biologis yang terbukti mampu menurunkan angka kesakitan dengue hingga 77 persen dan angka rawat inap hingga 86 persen, serta menggalakkan program imunisasi dengue.
Ira menegaskan, peran aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam menekan laju penularan DBD di lingkungan sekitar.
“Pemberantasan sarang nyamuk dan penerapan gerakan 3M Plus harus dilakukan secara rutin. Tanpa kesadaran bersama, upaya pengendalian tidak akan maksimal,” katanya.














