Dari Lorong Sako, Sehat Itu Dekat

  • Bagikan
ILUSTRASI(ROP)

SUMSELDAILY.CO.ID, PALEMBANG – Pagi masih lembap di kawasan Jalan Sematang Borang, Palembang. Di depan gedung berwarna hijau-oranye, Puskesmas Sako tampak ramai. Warga dari berbagai usia menunggu giliran untuk menjalani cek kesehatan gratis. Di antara mereka, Siti Marwan (47), pedagang sayur di Pasar Sako, memandangi hasil pemeriksaan tekanan darahnya dengan wajah terkejut.
“Saya baru tahu tekanan darah saya tinggi. Kalau bukan karena program ini, mungkin saya belum sadar,” ujar Siti saat ditemui di halaman Puskesmas Sako, Palembang, 25 Oktober 2025.

Cerita seperti Siti menjadi potret perubahan perilaku masyarakat di Kecamatan Sako, yang kini mulai terbiasa memeriksa kesehatannya secara berkala. Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dijalankan sejak awal 2025 membawa semangat baru dalam layanan primer: mendekatkan pelayanan ke masyarakat dan menumbuhkan kesadaran deteksi dini penyakit.

Menjemput Kesadaran ke Tengah Warga

Berbeda dari pelayanan konvensional yang menunggu pasien datang, Puskesmas Sako justru aktif menjemput masyarakat melalui kegiatan CKG keliling.
“Kami mendatangi warga di pasar, sekolah, rumah ibadah, hingga pos ronda,” ujar drg. Desty Hernita, Kepala Puskesmas Sako, saat diwawancarai di ruang kerjanya, Palembang, 25 Oktober 2025.

Menurutnya, sebagian warga masih beranggapan bahwa memeriksakan kesehatan hanya perlu dilakukan saat sudah sakit. Padahal, banyak penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes tidak menunjukkan gejala awal.
“Program ini bertujuan mengubah pola pikir itu. Kami ingin masyarakat mengenali kesehatannya lebih dulu sebelum terlambat,” jelasnya dalam wawancara yang sama.

Di lorong-lorong RT 51 RW 21, Kecamatan Sako, tenaga kesehatan bersama kader posyandu melakukan pemeriksaan tekanan darah dan kadar gula darah dengan sistem jemput bola. Warga yang sedang beraktivitas di warung kopi atau di rumah tidak perlu jauh-jauh datang ke puskesmas. Pemeriksaan dilakukan langsung di lingkungan mereka, secara cepat dan tanpa biaya.
“Kalau begini, kami jadi tidak takut. Malah senang, karena bisa tahu hasilnya langsung,” kata Ahmad Fauzi (33), Ketua RT setempat, saat ditemui di Posyandu Melati, Palembang, 26 Oktober 2025.

Data yang Menggerakkan

Baca Juga :   OKI Bergoyang! Lomba Gerak Jalan Ketepatan Waktu Sukses Kobarkan Semangat Nasionalisme di HUT RI ke-79

Data menjadi bukti nyata dampak program ini. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Palembang (2024), hanya 28 persen warga usia produktif di Kecamatan Sako yang pernah menjalani pemeriksaan tekanan darah atau gula darah. Padahal, wilayah ini dihuni lebih dari 40 ribu penduduk, sebagian besar berada di kawasan padat.

Sejak diluncurkan pada Februari 2025, program CKG di Puskesmas Sako telah menjangkau lebih dari 7.200 warga hingga Oktober 2025. Dari jumlah tersebut, ditemukan 650 kasus hipertensi, 140 kasus diabetes dini, dan 70 rujukan lanjutan ke rumah sakit.
“Angka ini menunjukkan keberhasilan pendekatan berbasis pencegahan. Warga yang sebelumnya enggan periksa, kini justru menunggu jadwal kunjungan berikutnya,” ujar drg. Desty Hernita.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr. Nur Aisyah, menambahkan, Puskesmas Sako termasuk puskesmas dengan capaian tertinggi dalam kegiatan skrining penyakit tidak menular.
“Dari 42 puskesmas di Palembang, Sako termasuk lima besar dengan cakupan deteksi dini tertinggi. Ini menunjukkan pendekatan komunitas jauh lebih efektif dibanding sosialisasi formal,” ujarnya saat ditemui di Kantor Dinkes Kota Palembang, 28 Oktober 2025.

Secara nasional, Riskesdas 2023 menunjukkan bahwa hanya 31,6 persen masyarakat Indonesia yang rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. Angka ini memperlihatkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini konteks yang membuat keberhasilan CKG di Sako menjadi contoh penting.

Transformasi Layanan Primer

Puskesmas Sako kini bertransformasi menjadi pusat edukasi dan data kesehatan masyarakat. Setiap Jumat pagi, aula puskesmas yang dulu sepi kini rutin menggelar kelas sehat sesi edukasi tentang gizi, olahraga, pengendalian stres, hingga bahaya rokok. Program ini juga menjadi bagian dari Transformasi Layanan Primer, pilar utama kebijakan Kementerian Kesehatan RI dalam memperkuat sistem kesehatan di tingkat pertama.

Baca Juga :   Kasdam II/Sriwijaya Sekarang Brigjen TNI Izak Pangemanan

Melalui CKG, hasil pemeriksaan warga dimasukkan ke sistem SATUSEHAT, platform data kesehatan nasional yang mengintegrasikan hasil pemeriksaan dengan rekam medis elektronik.
“Satu kali dicek, hasilnya langsung terdata secara nasional. Dengan begitu, intervensi dan pemantauan bisa dilakukan lebih cepat,” kata drg. Desty Hernita, dalam wawancara yang sama di Puskesmas Sako.

Selain di puskesmas, kegiatan juga diperluas melalui mobile check-up ke tempat ibadah dan sekolah. Para tenaga medis muda dan relawan dari institusi kesehatan di Palembang ikut membantu.
“Target kami bukan hanya warga yang sadar pentingnya kesehatan, tapi juga yang belum sempat atau belum paham pentingnya deteksi dini,” tambahnya.

Dampak Nyata di Masyarakat

Program CKG tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga menciptakan perubahan perilaku. Warga seperti Siti kini lebih disiplin menjaga pola makan dan rutin berolahraga.
“Saya ikut jalan pagi seminggu tiga kali. Saya juga ajak tetangga supaya ikut cek bareng,” ujarnya saat ditemui di rumahnya di Lebak Murni Sako, 25 Oktober 2025.

Kader posyandu setempat mengaku, antusiasme warga meningkat dari waktu ke waktu.
“Dulu yang datang hanya beberapa orang. Sekarang setiap kegiatan bisa ratusan warga,” kata Nurhalimah (42), kader kesehatan di Perumahan RSS B, saat diwawancarai di Posyandu Melati.

Menurut drg. Desty, keberhasilan program CKG juga didukung sinergi lintas sektor.
“Pemerintah kelurahan, tokoh agama, hingga pengurus RT kami libatkan dalam sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan. Semua pihak merasa memiliki tanggung jawab bersama menjaga kesehatan warga,” ucapnya.

Dari Program ke Gerakan Komunitas

Upaya puskesmas tidak berhenti pada pemeriksaan. Setiap bulan, halaman depan Puskesmas Sako disulap menjadi “CKG Plus”, kegiatan terpadu yang menggabungkan pemeriksaan kesehatan, senam bersama, dan bazar sayur sehat.
“Sehat itu bukan cuma urusan medis. Ini tentang kebiasaan hidup dan kebersamaan sosial,” ujar Rudi Hartanto, petugas promosi kesehatan, saat ditemui di halaman puskesmas, Palembang.

Baca Juga :   Gubernur Bagi-Bagi Tiga Hadiah Umroh Gratis untuk Peserta Jalan Sehat HUT PPNI

Melalui pendekatan komunitas, CKG di Sako berhasil membentuk pola baru: warga saling mengingatkan pentingnya periksa kesehatan. Para kader posyandu dan tokoh masyarakat menjadi penggerak utama, menjadikan pencegahan sebagai budaya baru.

Menjadi Model Transformasi Kesehatan Nasional

Capaian Puskesmas Sako sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan RI untuk membangun sistem layanan kesehatan yang preventif, promotif, dan berbasis data.
“Transformasi layanan primer bukan sekadar memperbanyak fasilitas, tapi mengubah perilaku masyarakat agar lebih peduli pada kesehatannya sendiri,” ujar dr. Nur Aisyah dari Dinkes Palembang.

Dari lorong-lorong RT 51 RW 21, semangat perubahan itu tumbuh menjadi gerakan kolektif. Warga, kader, dan tenaga kesehatan saling berperan menjaga kesehatan lingkungan. Program Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Sako membuktikan bahwa transformasi tidak selalu membutuhkan fasilitas besar atau teknologi mahal. Yang dibutuhkan adalah komitmen, kedekatan dengan warga, dan keberanian memulai dari hal sederhana  mengenal tubuh sendiri sebelum sakit datang.

Melalui gerakan sederhana di tingkat komunitas seperti ini, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) menjadi fondasi nyata menuju visi besar “Indonesia Sehat 2045”, di mana masyarakat sadar, mandiri, dan tangguh dalam menjaga kesehatannya.

Lampiran: Infografis Capaian Cek Kesehatan Gratis (CKG) Puskesmas Sako 2025

IndikatorJumlahPersentase dari Total Peserta
Total warga yang ikut skrining7.200 orang100%
Kasus hipertensi terdeteksi650 orang9%
Kasus diabetes dini terdeteksi140 orang2%
Rujukan lanjutan ke rumah sakit70 orang1%
Warga yang mengubah perilaku hidup sehat≈40%

Sumber: Puskesmas Sako & Dinas Kesehatan Kota Palembang (Oktober 2025)

  • Bagikan